gravatar

MENGELOLA STRES

Mengelola Stres

"Ketika Anda berbicara tentang pendidikan, karir, atau jasa, Anda
sedang berbicara tentang kehidupan. Dan kehidupan harus dinikmati.
Kehidupan mestinya menyenangkan. "
-- Barbara Bush, mantan Ibu Negara Amerika

DAMPAK krisis keuangan di Amerika terhadap perekonomian global
semakin serius. Bahkan Bank Indonesia mengakui krisis yang terjadi
di luar prediksi mereka. Saham di Bursa Efek Jakarta diberitakan
rontok secara drastis pada awal Oktober kemarin. BEJ pun menutup
perdagangan saham selama tiga hari. Pemerintah mengatakan bahwa
krisis keuangan di AS akan memberi dua dampak kepada Indonesia,
keterbatasan likuiditas dan perlambatan ekonomi. Dampak tersebut
akan dirasakan dalam kurun waktu enam bulan hingga satu tahun.

Tetapi, belum enam bulan berjalan, dampak itu sudah terasa di
sebagian sektor. Yang paling membuat pening kepala pertama kali,
tentu saja para pemangku kepentingan perusahaan dan pemilik saham
begitu tahu sahamnya jeblok. Di beberapa daerah, para pengusaha yang
mengekspor kerajinannya ke Amerika dan Eropa dikabarkan mengalami
penurunan pengiriman barang secara drastis. Hal ini menyebabkan
beberapa pengusaha merumahkan karyawannya sampai batas waktu yang
tidak ditentukan. Sementara itu, pedagang barang elektronik
kesulitan mendapatkan pasokan barang menyusul kenaikan harga akibat
naiknya harga dolar. Sedangkan sebagian turis mancanegara dikabarkan
membatalkan kunjungannya ke Indonesia.

Memang ada yang tenang-tenang saja melihat krisis global yang
terjadi saat ini. Tetapi, tidak sedikit pula yang ketar-ketir
melihat situasi ini. Daya beli masyarakat memang cenderung menurun
seiring kenaikan harga BBM yang terjadi pada bulan Mei lalu.
Kenaikan harga BBM ini tentu juga mengakibatkan efek domino terhadap
naiknya kebutuhan pokok, barang dan jasa lainnya. Sayangnya,
kenaikan BBM ini tidak disertai dengan kenaikan pendapatan
masyarakat. Nah, dengan ditambah krisis global yang terjadi saat
ini, membuat sebagian masyarakat menjadi semakin was-was dan tidak
sedikit pula yang menjadi stres.

Stres? Betul. Jika hal ini terjadi, tentu saja akan menambah panjang
deretan penderita stres di negeri ini. Mengingat penderita gangguan
kejiwaan di negara ini mengalami peningkatan yang signifikan
semenjak harga BBM naik. Bahkan WHO sendiri mengingatkan, krisis
keuangan global yang terjadi saat ini, bisa membuat banyak orang
mengalami depresi, stres, gangguan kejiwaan dan mudah putus asa.

Stres yang dialami seseorang, sejatinya sesuatu hal yang sulit untuk
dihindari. Stres memikirkan beban hidup. Stres di tempat kerja atau
stres karena sebab lain. Masalahnya adalah bagaimana mengelola stres
dengan baik agar tidak berdampak negatif bagi kesehatan jiwa dan
tubuh. Stres yang tak terkendali akan memicu naiknya tekanan darah
dan berisiko terkena serangan jantung. Stres dapat pula menaikkan
kadar kolesterol dalam darah. Kondisi ini yang nantinya membuat
pembuluh darah tersumbat, sehingga penderita rentan terhadap stroke.

Bagaimana tanda-tanda stres dapat dikenali? Ada sejumlah sinyal yang
sesungguhnya dapat Anda rasakan ketika Anda mengalami stres,
seperti: mudah tersinggung, naiknya tekanan jantung, meningkatnya
tekanan darah, merasa berkeringat atau sering menggigil, sulit
tidur, sakit kepala, sakit pencernaan, sakit di leher, sakit
punggung bagian bawah, mengalami sakit yang tidak biasa, pergi ke
toilet lebih sering dari biasanya, lebih banyak merokok dan minum,
merasa gelisah tanpa sebab, kehilangan selera makanan, kesenangan
atau bahkan seks, selalu dirundung kesedihan, menjadi pelupa, atau
gejala-gejala lain yang tidak biasanya

Pada hakekatnya, stres dapat dikendalikan secara dini bila seseorang
menyadari datangnya stres di awal. Bagaimana mengelola stres yang
terjadi pada diri kita? Beberapa saran berikut semoga dapat membantu
Anda.

Melakukan perawatan terhadap tubuh
Anda dapat mengusir stres dengan memanjakan tubuh Anda. Apa saja
misalnya? Berendamlah di air hangat. Hal ini dapat membuat Anda
merasakan rileks sekaligus mengendurkan otot-otot yang kaku. Pijatan
yang lembut di tangan, kaki, dan wajah juga dapat membuat peredaran
darah menjadi lancar. Untuk mata Anda, taruhlah irisan buah ketimun
di mata sembari terpejam. Anda bisa juga menyalakan lilin amoterapi.
Dan dengan diiringi musik alunan lembut, tutup mata anda, dan
bayangkan hal-hal yang menyenangkan dalam hidup. Atau Anda dapat
juga melakukan pedicure atau facial.

Berolahraga, melakukan meditasi atau yoga
Anda dapat melakukan olahraga yang ringan seperti jogging, jalan
sehat, aerobik atau angkat beban. Olahraga membuat tubuh Anda
menjadi segar dan sehat, sehingga Anda dapat berpikir dengan jernih.
Jika Anda dapat berpikir dengan jernih, maka Anda dapat melihat dan
menyelesaikan masalah dengan lebih baik. Anda bisa juga melakukan
meditasi atau yoga. Dengan yoga, tubuh akan lebih rileks. Bagaimana
bila ketegangan menunjukkan kenaikan yang signifikan? Ambillah nafas
dalam tiga hitungan, kemudian keluarkan juga dalam tiga hitungan.
Secara bertahap lakukan dengan menaikkan hitungan menjadi lima,
enam, tujuh dan seterusnya.

Membaca buku dan mendengarkan musik
Luangkanlah waktu untuk rileks dengan membaca buku atau mendengarkan
musik.

Menyingkir dari rutinitas
Menyingkir dari rutinitas? Tentu saja. Jangan berpikir ini hal yang
sulit. Anda bisa melakukannya secara sederhana. Mencuci pakaian,
menyetrika pakaian, berkebun. Atau bisa juga melakukan rekreasi yang
murah meriah dengan keluarga atau teman sejawat.

Makan dan minum dengan baik dan benar
Konsumsilah menu secara seimbang terutama yang memiliki kandungan
serat seperti sayuran dan buah. Kurangi pula mengkonsumsi gula
rafinasi. Dan ingat, kurangi rokok, alkohol, dan kafein. Orang yang
bersahabat dengan alkohol, kafein, nikotin seringkali tak dapat
melawan stres. Perbanyaklah minum air putih. Tubuh bisa jadi tak
mengalami dehidrasi walau tubuh tak merasa haus. So, saat Anda ke
kamar mandi, pastikan urin Anda berwarna terang. Dan jangan lupa,
tidurlah dengan cukup.

Sesungguhnya, krisis ekonomi yang terjadi hanyalah bagian dari
sekian banyak masalah yang dihadapi manusia. Walau begitu, tetap
saja harus disikapi secara arif dan legowo. Krisis global saat ini
bisa jadi jauh dari perkiraan banyak orang. Oleh karena itu dalam
diri seseorang, harus tertanam kesadaran bahwa ada hal-hal yang tak
bisa dikendalikan. Hal-hal yang di luar perkiraan sebelumnya. Ini
penting, agar kita tidak kecewa nantinya jika ternyata rencana-
rencana yang sudah diatur jauh meleset dari harapan. Kekecewaan itu
mungkin menghalangi tujuan yang telah kita tetapkan di awal. Untuk
menghadapi hal-hal seperti ini, mental kita harus sudah siap. Inilah
sesungguhnya pondasi dasar dalam menghadapi stres yang terjadi.
Mental yang siap, kuat, dan tahan uji.

Betapapun beratnya badai krisis, tetap harus kita hadapi dengan
bijak. Karena, walau katakanlah ada bagian yang hilang akibat krisis
tersebut, kita patut bersyukur bahwa masih terdapat kelebihan-
kelebihan yang kita miliki. Kita masih bisa hidup dengan sehat, gaji
yang dibayar cukup, dan kelebihan lainnya yang mungkin orang lain
belum tentu dapatkan.

Dan pada akhirnya, kunci dalam menghadapi stres sesungguhnya
bagaimana Anda dapat menikmati hidup ini, ikhlas dan sabar dalam
menghadapi cobaan, serta selalu bersyukur atas segala yang diberikan
olehNya. Dan terakhir, berdoalah untuk selalu memohon kepadaNya agar
senantiasa Anda diberi petunjuk dalam menjalani hidup ini. (131008)

Sumber: Mengelola Stres oleh Sonny Wibisono, penulis, tinggal di
Jakarta

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

gravatar

Masa Pacaran Remaja Putri Rawan Kekerasan Seksual

Kasus kekerasan pada masa berpacaran di kalangan remaja sangat tinggi dan memprihatinkan. Survei Lembaga Swadaya Masyarakat Jangan Bugil di Depan Kamera terhadap 3.000 remaja putri di Jakarta menunjukkan, 957 responden remaja putri mengakui mengalami kekerasan dalam masa pacaran yang menjurus ke arah kekerasan seksual.

"Secara estimasi hal ini menunjukkan bahwa satu dari lima remaja putri di Indonesia pernah mengalami kekerasan pada masa berpacaran. Kasus kekerasan seksual saat pacaran banyak terjadi pada remaja yang terjebak oleh kecanduan pornografi, yang akhirnya menstimulasi mereka untuk melakukan pemaksaan atau jebakan seksual kepada remaja putri agar mau berhubungan intim," ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan, Meutia Hatta Swasono kepada wartawan di Jakarta, Rabu (9/4).

Menurut Meutia, berdasarkan pengakuan para korban, para pelaku kekerasan sebelumnya menunjukkan gambar-gambar porno untuk merangsang pasangannya agar mau berhubungan intim. Sesungguhnya untuk menghentikan hal tersebut bisa dilakukan dengan komunikasi, memberikan informasi dan edukasi kepada para remaja tentang hak reproduksi.

"Ironisnya, sebagian besar orangtua di Indonesia tidak mengetahui bahwa anaknya telah mengalami kekerasan seksual saat berpacaran semasa SMP dan SMA. Mereka baru bereaksi ketika keadaan sudah sangat buruk, seperti hamil, aborsi, dan perkosaan. Ini disebabkan, oleh kultur budaya di Indonesia membuat pemikiran yang salah bahwa laki-laki mempunyai hak untuk mendominasi perempuan," katanya.

Dikatakan, secara khusus berkenaan pornografi di kalangan remaja, sekarang ini lebih dari 500 video porno Indonesia telah ber- edar di masyarakat, 90 persen dibuat dan dilakukan oleh para remaja Indonesia. Remaja tersebut masih berstatus pelajar atau mahasiswa. Bahkan yang lebih memprihatinkan, semakin hari kecenderungan pelaku atau korban bugil pornogrofi adalah pelajar SMP.

Berdasarkan survei tahun 2006 yang dilakukan toptenreviews.com, lembaga survei internet terkemuka, dunia menghadapi tantangan pornografi remaja yang sangat serius. Tercatat 100.000 situs yang bermaterikan pornografi anak usia di bawah 18 tahun.

Selain itu, 89 persen pesan obrolan elektronik (chatting) anak-anak muda di internet berkonotasi seksual. Rata-rata usia termuda anak-anak pengakses pornografi adalah 11 tahun atau setara dengan anak kelas 4 dan 5 sekolah dasar.

Di antara usia 15 -17 tahun, 80 persennya telah biasa mengakses materi pornografi yang menggambarkan hubungan intim dengan memperlihatkan alat vital. Yang penting untuk menjadi perhatian keluarga serta lingkungan adalah kenyataan bahwa 90 persen akses pornografi dilakukan pada saat belajar atau mengerjakan tugas bersama.

"Secara umum, Indonesia masuk dalam survei toptenreviews. com sebagai negara urutan ketujuh di dunia yang terbanyak mengakses pornografi," paparnya.

Bagi generasi muda Indonesia yang pada usia perkembangannya belum waktunya mengonsumsi dan terekspose materi-materi pornografi, hal ini akan sangat mengganggu perkembangan jiwa dan karakter kepribadiannya. Materi pornografi tersebut akan meracuni pikiran dan perilaku sehari-hari.

"Kondisi ini akan sangat berpengaruh pada konsentrasi pelajar, pengembangan kreativitas, produktivitas dan mentalitasnya," katanya.

Sementara itu, pengamat telematika, Bintang Suherman menjelaskan industri pornografi telah berkembang pesat dan sangat memprihatinkan. Pornografi merupakan bisnis triliunan rupiah.

Pemain-pemain andal di bidang ini adalah perusahaan multinasional yang juga telah mencatatkan dirinya di bursa saham internasional. Pendapatan total sedunia industri pornografi pada tahun 2006 menurut pantauan toptenreviews.com adalah US$ 97,6 miliar (Rp 869,4 triliun-kurs 9.000), lebih besar dari pendapatan 8 perusahaan teknologi informasi terbesar di dunia seperti Microsoft, Google, Amazon, e Bay, Yahooo, Apple, atau Netflik.

"Asia sekarang ini merupakan pasar baru potensial dan raksasa. Dari 10 peringkat dunia negara pengakses pornografi, Indonesia adalah negara nomor 7. Dari data ini dapat dihitung berapa keuntungan dari bisnis ini".

Proteksi Situs Porno

Proteksi yang diberikan oleh Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) terhadap situs-situs yang menampilkan gambar atau video porno dapat membantu orangtua di Indonesia dalam mendidik anak-anaknya.

Orangtua bisa membentuk karakter anak menuju arah yang lebih baik dan menjauhkan anaknya itu dari pengaruh-pengaruh kehidupan yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Ketua Komisi Perlindungan Anak (KPA), Giwo Rubianto Wiyogo, kepada SP, Rabu (9/4), di Jakarta, menjelaskan, berlakunya UU ITE meringankan beban orangtua dalam menangkal pengaruh-pengaruh buruk situs porno yang dapat merusak pikiran anaknya. Orangtua harus berperan aktif dalam memberikan arahan dan batasan akses teknologi informasi tersebut, agar anak-anaknya tidak terpengaruh dengan apa yang dilihat dalam situs-situs porno.

Orangtua yang mengetahui anaknya melihat situs porno, jangan langsung memarahi anak itu tanpa arah dan terbawa emosi. Jika anak tersebut masih di bawah umur, lebih baik, katanya, orangtua memberikan pemahaman kepada anaknya bahwa apa yang dilakukannya adalah salah dan sebaiknya tidak diulangi lagi.

"Kalau, langsung dimarahi, akan menimbulkan penasaran dalam diri si anak untuk melihat situs itu kembali," ucapnya.

Apabila anak tersebut berusia remaja, selain memberikan arahan dan pemahaman, orangtua dalam menegur anak itu harus menanamkan nilai-nilai moral dan agama yang berlaku di masyarakat dan keluarganya sendiri. Perlakuan orangtua yang bijak seperti ini, dapat membentuk karakter anak yang baik dan bermoral," ujarnya. [RRS/E-5]
SP, 13/04/2008

gravatar

Mengapa Kita Mudah Marah

Oleh Andri Suryadi

Belakangan ini, sering kita mendengar berita amuk massa di berbagai daerah di Tanah Air akibat ketidakpuasan massa pendukung pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) setempat. Mereka tidak hanya melakukan demonstrasi, bahkan bebera- pa oknum merusak tempat-tempat umum dan melakukan perbuatan anarki.

Kita tentu bertanya mengapa masyarakat mudah sekali menjadi marah. Mengapa hal yang sebenarnya tidak terlalu menyangkut diri mereka seperti pada pemilihan pilkada tersebut mampu membuat mereka lupa diri dan bersikap anarkis?

Sebagian orang berpendapat, mungkin saja masyarakat yang mengamuk itu ditunggangi oleh oknum dan pendukungnya yang marah karena tidak terpilih dalam pilkada. Jadi massa itu hanya disuruh untuk bersikap anarki oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab agar memperkeruh suasana. Namun, mengapa massa mau melakukan hal itu dengan risiko akan ditangkap oleh pihak berwajib?

Sebagai seorang dokter tentunya saya berusaha mencari dasar biologis dari kemarahan dan perilaku agresif tersebut. Seperti yang saya sampaikan dalam The 5th Asia Pacific Association of Psychotherapist, 2008 yang baru saja berlalu.

Kemarahan dan agresivitas dapat disebabkan sistem serotonergik di dalam otak yang mengalami penurunan fungsi. Hipotesis ini mengemukakan bahwa kurangnya serotonin di celah sinaps di otak membuat seseorang menjadi mudah marah dan berperilaku agresif.

Serotonin merupakan neurotransmitter atau zat penghubung di otak yang banyak dihubungkan dengan berbagai jenis gangguan jiwa, seperti depresi, skizofrenia, dan gangguan kepribadian ambang. Ketidakseimbangan zat ini dapat mengakibatkan seseorang lebih rentan mengalami gangguan kejiwaan, seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Lebih lanjut tentunya sebagai seorang yang bekerja di bidang kesehatan jiwa, saya juga melihat fenomena kemarahan dan agresivitas dari segi psikologis si pelaku. Kemarahan bisa kita identikan dengan suatu reaksi yang biasa terjadi pada manusia, begitu pun dengan agresivitas.

Pada zaman lampau, manusia-manusia purba melakukan perburuan untuk menyediakan makanan, terutama pada musim dingin. Perburuan ini membutuhkan agresivitas, dan ini mereka lakukan untuk bertahan hidup.

Tetapi pada zaman modern sekarang ini, apakah reaksi primitif seperti ini masih perlu dan dipertontonkan dengan jelas. Apakah kemarahan dalam menanggapi hasil pilkada adalah salah satu bentuk untuk bertahan hidup?

Sebagian orang yang melakukannya tentu saja bisa membenarkan alasan itu. Tentunya hal ini berlaku hanya untuk orang-orang yang berkepentingan langsung dengan hasil pilkada itu. Tetapi mengapa masyarakat yang tidak tahu apa pun bisa menjadi begitu mudah terpengaruh untuk melakukan kegiatan anarki bersama-sama.

Kekecewaan Terpendam

Saya melihat masyarakat saat ini mudah menjadi marah karena sudah begitu sering dikecewakan. Kekecewaan akibat apa yang diharapkan oleh masyarakat tidak sesuai dengan apa yang didapatkan.

Kekecewaan yang berlangsung lama ini dapat membuat masyarakat menjadi tertekan dan depresi, namun pada suatu saat dapat timbul sebagai suatu bentuk kemarahan dan perilaku agresif yang tak terkendali.

Saya pernah menulis di surat kabar ini bahwa kita harus banyak belajar dari daya tahan masyarakat menghadapi keadaan ekonomi yang semakin sulit. Mereka tidak mampu mengeluh, tapi mereka dapat tetap hidup menjalani keadaan sulit tersebut.

Namun, hendaknya ini tidak membuat orang-orang yang berkuasa membiarkan apa yang terjadi di masyarakat. Kesulitan ekonomi yang terjadi di masyarakat terkadang begitu timpang dengan berbagai tindakan korupsi yang dilakukan para penguasa. Bagaimana masyarakat tidak mudah menjadi marah bila pemimpinnya sendiri tidak mampu berempati terhadap nasib masyarakatnya, malahan sibuk memperkaya diri sendiri dan berebut kekuasaan.

Hal ini membuat pada akhirnya begitu ada pemicu sedikit saja, masyarakat akan terpicu ke dalam bentuk anarki karena tekanan besar yang selama ini sulit mencari saluran pengeluarannya seperti mendapatkan tempatnya.

Apa yang Harus Dilakukan

Kita tentunya menginginkan keadaan masyarakat yang sejahtera dan sentosa. Untuk itu rasanya bukan hanya jargon yang kita butuhkan untuk mengatasi hal ini, namun kerja nyata dengan mengatasi segala persoalan sosial masyarakat yang semakin menumpuk.

Saya yakin dengan semakin sejahteranya masyarakat maka keinginan mereka untuk melakukan protes terhadap pemerintah atau orang- orang yang berkuasa akan semakin berkurang.

Kalau mereka sejahtera dan perutnya kenyang, untuk apa bersusah payah melakukan tindakan anarki yang dapat membuat mereka terjerat hukum.

Dalam hal ini, pemerintah dan orang-orang yang berkuasa dapat memberikan ketenteraman kepada masyarakat dengan tidak melakukan tindakan-tindakan yang sekiranya dapat membuat ma- syarakat kecewa dan putus asa dengan keadaan yang ada. Tindakan-tindakan yang membuat kecewa tersebut tentunya tidak perlu lagi dibeberkan di sini.

Bila semua berjalan sebagaimana mestinya, niscaya kemarahan dan agresivitas masyarakat dapat dikendalikan. Kalaupun ada yang terus mengobarkan kebencian kepada pemerintah yang telah berlaku lurus dan patut, maka orang tersebut mungkin selayaknya harus segera berkonsultasi dengan saya. Si- apa tahu gangguan kejiwaan sedang melanda dirinya. Mari kita wujudkan bersama masyarakat yang sejahtera dan sentosa.

Praktisi Kesehatan Jiwa dan Psikosomatik (andri_dr@rsgm.co.id)
SP, 20/4/2008